Write. Anywhere. Anytime.

Minggu, 21 Juli 2013

Review Novel: Notasi by Morra Quatro

Judul                      :  Notasi – Suatu Hari Aku Akan Kembali
Pengarang             :  Morra Quatro
Editor                    : Aveline Agrippina & Jia Effendie
Penerbit                : GagasMedia
Tahun Terbit        :  2013
ISBN                      :  979-780-635-9

Sinopsis:
Rasanya sudah lama sekali sejak aku dan dia melihat pelangi di langit utara Pogung
Namun, kembali ke kota ini, seperti menyeruakkan
Semua ingatan tentangnya; tentang janji yang terucap seiring jemari kami bertautan
Segera setelah semuanya berakhir, aku pasti akan menghubungimu lagi.
Itulah yang dikatakannya sebelum dia pergi.
Dan aku mendekap erat-erat kata-kata itu,
Menanti dalam harap. Namun, yang datang padaku hanyalah surat-surat tanpa alamat darinya
Kini, di tempat yang sama, aku mengurai kembali kenangan-kenangan itu...

Dimulai dari sini.

Berhasil menandaskan Notasi selama satu hari penuh – kurang lebih lima jam sekaligus sesaat setelah kepergian si kurir pengantar barang. Dan ketika buku itu sampai di genggaman, aku langsung menyibak helai demi helai halaman pertama dan tercium wangi kertas GagasMedia yang sangat khas. Senang. Bercampur terharu. Setelah sekian lama menunggu dan mengintip sedikit-banyak mengenai postingan novel ini, akhirnya bayi imortal Morra yang ketiga telah lahir ke dunia. Finally...

Memasuki prolog, aku sempat dihujani rasa penasaran yang berkepanjangan. Bertanya, kenapa ada satu denah – ilustrasi sederhana – kampus UGM di halaman pertama? Tapi keingintahuan itu terbayar lunas ketika aku mulai menyelami halaman-halaman berikutnya. Mungkin grafik-grafik unik itu sengaja dihadirkan Morra untuk memberi penerangan bagi pembaca yang sama sekali buta seperti apa setting tempat cerita tersebut. Dan di sini aku berpendapat, Morra berhasil mengeksekusinya dengan baik!

Kalau hendak dijabarkan, sebenarnya Notasi memiliki alur cerita yang sederhana. Mengisahkan tentang dua orang mahasiswa – Nalia dan Nino – yang berasal dari dua fakultas berbeda di UGM. Nalia, cewek yang berasal dari fakultas kedokteran gigi, sementara Nino di fakultas teknik. Keduanya sama sekali tidak memiliki keterikatan sejak awal. Hanya saja, konflik yang menyatukan mereka. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Farel, Zee, Tengku, VE, Lin Lin, Yohanes, dan tokoh kecil lainnya pun ikut memberi pengaruh terhadap perkembangan kisah antara Nino dan Nalia. Mampu menyatu dalam cerita meskipun mereka bukanlah tokoh utama di Notasi.

Sejak awal, aku sangat menikmati bagaimana keduanya menjalin kedekatan, terjebak konflik cinta segitiga yang turut melibatkan Veronika – tetapi sama sekali tidak menimbulkan unsur drama yang berlebihan. Morra benar-benar mahir menciptakan alur yang segar dan santai sehingga membacanya pun tidak perlu terburu-buru. Hanya saja, ekspektasiku buyar di tengah jalan ketika muncul satu konflik yang berhubungan dengan unsur politik seperti masalah penggelapan uang di kampus mereka, adegan tembak-menembak yang serba tiba-tiba, sampai dengan urusan demonstrasi besar-besaran yang mempeributkan sistem pemerintahan orde baru.

Dan dari situ aku baru menyadari bahwa setting waktu Notasi berlangsung pada tahun 1998. Menceritakan langsung betapa mirisnya sistem pemerintahan kita pada waktu itu yang dipimpin oleh Soeharto, sekaligus tindakan aparat negara yang begitu menjijikkan. Untuk kali ini, aku berusaha menikmati alur ceritanya sampai aku merenung selama beberapa saat, mungkinkah Morra juga terjun ke dalam demonstrasi itu hingga semuanya tertulis begitu rinci, jelas, dan teramat gamblang?

Aku tidak tahu. Yang jelas Morra berhasil menerapkannya dengan sempurna!

Koleksi quotes menarik di dalam Notasi:

  •  Saat istimewa dalam hidup kita, biasanya selalu datang tanpa peringatan
  •    Di bawah tekanan emosi macam apa pun, semua orang pasti menunjukkan warna asli mereka
  • Keadaan benar-benar mampu mengubah cinta menjadi benci – atau sebaliknya – dengan sedikit bantuan oleh ‘waktu’ 
  • Bila ia pergi saat ini, ia tidak tahu kapan bisa kembali atau akankah ia bisa kembali
Secara keseluruhan, Notasi benar-benar memesona hingga aku ingin berkata, INILAH TULISAN YANG CERDAS! Tidak banyak penulis yang berani mencampurkan elemen-elemen pendidikan, sekaligus hukum dan politik ke dalam tema romance yang cenderung datar dan begitu-begitu saja. Notasi sungguh berbeda! And I do really thought, Notasi could be a Greatest Book Of This Year.

Sekali lagi, buku ini benar-benar edukatif dan inspiratif. Saya sangat bangga pada Morra yang selalu berpikir out of the box dan berani bermain-main terhadap idenya, tetapi sama sekali tidak kehilangan signature tulisannya. Untuk itu, aku dengan berani menghadiahkan empat bintang sekaligus untuk Notasi. Well done, Miss!

Rating:  


1 komentar on "Review Novel: Notasi by Morra Quatro"