Write. Anywhere. Anytime.

Jumat, 04 Oktober 2013

Curahan Hati Sang Pengajar

“Bahkan, lima belas menit pun terasa begitu lama saat kau menghadapi hal tersulit dalam hidupmu...”

Dua minggu yang lalu, saya diperkenalkan seorang bocah perempuan berusia 5 tahun oleh tetangga saya. Atas perkenalan itu, dia mengajukan permintaan agar saya bersedia mendidik sekaligus mengajarnya. Atau dengan kata lain, menjadi guru privatnya.

Pada dasarnya, saya sama sekali tidak merasa keberatan. Saya sangat senang begitu tahu saya akan mendapati kesibukan baru, selain menulis. Di samping itu pun, saya sudah cukup mengenal anak perempuan itu sebagai bocah yang aktif. Sehingga saya berpikir, tentulah tidak akan sulit dalam mendidiknya.

Satu-dua hari masih berjalan dengan lancar, meskipun sempat saya temui kesulitan saat kami berada dalam proses belajar-mengajar. Dan saya rasa, hal kecil seperti itu mungkin tidak akan berpotensi menjadi sesuatu yang tidak saya inginkan.

Namun ternyata, saya salah.

Hari kelima proses belajar-mengajar, murid tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda kemalasan. Gejala bosan atau tertekan, saya kurang tahu. Yang saya tahu hanyalah; saya harus mendidiknya dengan cara yang sedikit berbeda, lebih menyenangkan dari biasanya.

Maka, saya lakukan saja apa yang berada di dalam benak saya. Saya ajarkan dia sesuatu yang tidak terkesan menjenuhkan, saya ajak dia menggambar seusai belajar menulis tegak bersambung, saya ajak dia menyantap camilan seusai belajar berhitung. Tapi, kelihatannya usaha saya tidak berjalan mulus. Si murid kembali menunjukkan gejala yang sama.

Saya heran! Padahal sepengetahuan saya, dia terbilang siswi yang pandai. Dia tidak bodoh, hanya saja dia agak malas. Kalau kata orang-orang, anaknya ogahan. Proses belajar-mengajar pun menjadi sangat melelahkan walau hanya satu jam. Bahkan, lima belas menit pun terasa begitu lama buat saya.

Hari ini, dia datang lagi, menunjukkan gejala yang sama lagi. Dan saya enggan. Satu jam saya habiskan dalam diam. Saya biarkan saja dia berkutat dengan peralatan masaknya, lalu saya berpamitan pulang kepada orangtuanya. 

Saya bilang, “pelajaran hari ini sangat menyenangkan!”
Be First to Post Comment !
Posting Komentar