Write. Anywhere. Anytime.

Rabu, 08 Februari 2017

Sepekan Bercinta Dalam Cinta Akhir Pekan


Rasanya baru kemarin saat saya dan Dadan Erlangga duduk di meja yang sama. Secangkir Earl Grey Tea hangat, perbincangan yang mengalir dari topik ke topik, dan alunan musik dari sound system di restoran Giggle Box. Saya masih ingat lagu yang diputar pada siang hari yang mendung itu—Star In Your Eyes milik Mocca.

Dan saya akan selalu ingat bahwa setahun lalu, tepat hari ini, adalah pertemuan pertama kami.
Gagasan itu terbentuk ketika saya sedang menghabiskan malam terakhir saya di kota Bandung. Usai berkunjung ke Gramedia Merdeka, saya membawa pulang aneka buku dengan harga murah. Satu di antaranya terdapat karya milik Dadan Erlangga. Ialah Dongeng Patah Hati, omnibook sejumlah penulis yang diterbitkan Gagas Media. 

(Jelaga, sebuah cerpen yang ditulis Dadan Erlangga dalam buku Dongeng Patah Hati)

Saya tak perlu membuang waktu untuk sekadar bertanya apakah beliau bersedia bertemu esok hari?
Dadan Erlangga, dengan segala kemurahan hatinya, menyanggupi permintaan saya. Senin adalah hari di mana kamu bisa menculiknya seharian penuh. Dan atas jawaban itu, kami sepakat untuk bertemu di Giggle Box Braga City Walk.

(Sesi booksigning bersama Dadan Erlangga)


Beragam kisah yang dia bagikan siang itu berhasil menambah pengetahuan saya. Dia baru saja selesai menandatangani buku Dongeng Patah Hati persis di halaman yang saya minta. Namun, semua itu masih jauh dari kata selesai. Dia menghadiahi saya sesuatu setelah saya membahas buku terbarunya yang berjudul Cinta Akhir Pekan. Sebuah amplop Par Avion yang dibubuhi stempel berinisial namanya.



“Ini apa, Kak?” tanya saya.

“Sebenarnya itu bonus dari buku Cinta Akhir Pekan. Cuma orang-orang yang beli via pre-order aja yang bisa dapat itu.”

“Aku penasaran sama isinya.”

“Jangan dibuka dulu!” cegahnya. “Baru boleh dibuka kalau udah selesai baca bukunya. Tapi, biar nggak penasaran, aku kasih clue deh. Ini semacam extension part dari bukunya, kayak mid-credit di film-film gitu.”

Saya semakin dihujani rasa penasaran. Betapa saya ingin melanggar nasihatnya kala itu; betapa saya ingin segera pulang ke rumah untuk mengambil buku Cinta Akhir Pekan dan melahapnya di Bali kelak. Dan betapa satu tahun terasa sangat cepat ketika saya berhasil menuntaskan Cinta Akhir Pekan dengan sisa tangis yang membasahi mata saya.

Nyaris kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan isi buku tersebut. Kamu akan merasa jengkel, bahagia, terharu, sedih, kesal, dan terpukau secara bersamaan. Dan satu fakta bahwa penulis yang hebat adalah mereka yang sanggup mengguncang emosimu.

Chandra yang polos, namun penuh kejujuran dan pemberani.

Arlin yang ceroboh, namun lovable.

Dita yang misterius.

Dan kamu tak akan pernah menebak bahwa di balik sosok yang tampak sempurna, selalu ada sejuta keburukan yang tersimpan rapat.




Terus terang, membaca Cinta Akhir Pekan rasanya tak cukup sekali. Saya berharap Dadan Erlangga menghadiahi saya mesin waktu alih-alih sebuah amplop. Seandainya saja saya bisa memutar waktu dan mengubah takdir yang menimpa Arlin; seandainya saja dia tidak terlalu bodoh; seandainya saja dia menyadari perasaan pria yang mencintainya meski diam-diam; seandainya saja Chandra berani berterus terang sedari awal.

Tapi, saya bukanlah author kisah ini.

Dadan-lah yang memegang kendali. Dia telah berusaha semampunya melahirkan Cinta Akhir Pekan. Melewati ratusan hari dengan cangkir kopi dan pinggang yang nyaris copot. Dan saya rasa, sebagai seorang pembaca, saya patut memberi sebuah apresiasi.

Dadan Erlangga menulis dengan cara yang sangat manis. Dia seperti vanila pada secangkir teh yang kamu sesap. Kamu tak akan pernah tahu kapan kalimat puitisnya akan berakhir, dan tanpa kamu sadari segalanya berubah getir. Tulisannya begitu rapi dan magical. Jarang sekali ada seorang penulis selembut dirinya.

Untuk melengkapi review ini, saya anugerahi empat buah bintang kepada Cinta Akhir Pekan.


 Empat bintang tersebut mewakili beberapa poin sebagai berikut:
1.       Karena keunikan karakter yang dia ciptakan
2.       Twist dan jalan cerita yang mirip roller-coaster
3.       Pemilihan diksi
4.       Minim typo (meskipun saya sempat menemukan satu atau dua)

Siapa pun yang mendambakan kisah cinta yang ringan, manis, namun tetap asyik, bisa membaca buku ini. Saya bisa menjamin Cinta Akhir Pekan bisa membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama.