Rasanya baru kemarin saat saya dan Dadan
Erlangga duduk di meja yang sama. Secangkir Earl Grey Tea hangat, perbincangan
yang mengalir dari topik ke topik, dan alunan musik dari sound system di restoran Giggle Box. Saya masih ingat lagu yang
diputar pada siang hari yang mendung itu—Star In Your Eyes milik Mocca.
Dan saya akan selalu ingat bahwa setahun
lalu, tepat hari ini, adalah pertemuan pertama kami.
Gagasan itu terbentuk ketika saya sedang
menghabiskan malam terakhir saya di kota Bandung. Usai berkunjung ke Gramedia
Merdeka, saya membawa pulang aneka buku dengan harga murah. Satu di antaranya
terdapat karya milik Dadan Erlangga. Ialah Dongeng Patah Hati, omnibook sejumlah penulis yang diterbitkan
Gagas Media.
(Jelaga, sebuah cerpen yang ditulis Dadan Erlangga dalam buku Dongeng Patah Hati) |
Saya tak perlu membuang waktu untuk
sekadar bertanya apakah beliau bersedia bertemu esok hari?
Dadan Erlangga, dengan segala kemurahan
hatinya, menyanggupi permintaan saya. Senin adalah hari di mana kamu bisa
menculiknya seharian penuh. Dan atas jawaban itu, kami sepakat untuk bertemu di
Giggle Box Braga City Walk.
(Sesi booksigning bersama Dadan Erlangga) |
Beragam kisah yang dia bagikan siang itu
berhasil menambah pengetahuan saya. Dia baru saja selesai menandatangani buku
Dongeng Patah Hati persis di halaman yang saya minta. Namun, semua itu masih
jauh dari kata selesai. Dia menghadiahi saya sesuatu setelah saya membahas buku
terbarunya yang berjudul Cinta Akhir Pekan. Sebuah amplop Par Avion yang
dibubuhi stempel berinisial namanya.
“Ini apa, Kak?” tanya saya.
“Sebenarnya itu bonus dari buku Cinta
Akhir Pekan. Cuma orang-orang yang beli via pre-order
aja yang bisa dapat itu.”
“Aku penasaran sama isinya.”
“Jangan dibuka dulu!” cegahnya. “Baru
boleh dibuka kalau udah selesai baca bukunya. Tapi, biar nggak penasaran, aku
kasih clue deh. Ini semacam extension part dari bukunya, kayak mid-credit di film-film gitu.”
Saya semakin dihujani rasa penasaran.
Betapa saya ingin melanggar nasihatnya kala itu; betapa saya ingin segera
pulang ke rumah untuk mengambil buku Cinta Akhir Pekan dan melahapnya di Bali
kelak. Dan betapa satu tahun terasa sangat cepat ketika saya berhasil
menuntaskan Cinta Akhir Pekan dengan sisa tangis yang membasahi mata saya.
Nyaris kehabisan kata-kata untuk
mendeskripsikan isi buku tersebut. Kamu akan merasa jengkel, bahagia, terharu,
sedih, kesal, dan terpukau secara bersamaan. Dan satu fakta bahwa penulis yang
hebat adalah mereka yang sanggup mengguncang emosimu.
Chandra yang polos, namun penuh
kejujuran dan pemberani.
Arlin yang ceroboh, namun lovable.
Dita yang misterius.
Dan kamu tak akan pernah menebak bahwa
di balik sosok yang tampak sempurna, selalu ada sejuta keburukan yang tersimpan
rapat.
Terus terang, membaca Cinta Akhir Pekan
rasanya tak cukup sekali. Saya berharap Dadan Erlangga menghadiahi saya mesin
waktu alih-alih sebuah amplop. Seandainya saja saya bisa memutar waktu dan
mengubah takdir yang menimpa Arlin; seandainya saja dia tidak terlalu bodoh;
seandainya saja dia menyadari perasaan pria yang mencintainya meski diam-diam;
seandainya saja Chandra berani berterus terang sedari awal.
Tapi, saya bukanlah author kisah ini.
Dadan-lah yang memegang kendali. Dia
telah berusaha semampunya melahirkan Cinta Akhir Pekan. Melewati ratusan hari
dengan cangkir kopi dan pinggang yang nyaris copot. Dan saya rasa, sebagai
seorang pembaca, saya patut memberi sebuah apresiasi.
Dadan Erlangga menulis dengan cara yang
sangat manis. Dia seperti vanila pada secangkir teh yang kamu sesap. Kamu tak
akan pernah tahu kapan kalimat puitisnya akan berakhir, dan tanpa kamu sadari
segalanya berubah getir. Tulisannya begitu rapi dan magical. Jarang sekali ada seorang penulis selembut dirinya.
Untuk melengkapi review ini, saya
anugerahi empat buah bintang kepada Cinta Akhir Pekan.
Empat bintang tersebut mewakili beberapa poin sebagai berikut:
1. Karena keunikan karakter yang dia
ciptakan
2. Twist dan jalan cerita yang mirip roller-coaster
3. Pemilihan diksi
4. Minim typo (meskipun saya sempat menemukan satu atau dua)
Siapa pun yang mendambakan kisah cinta
yang ringan, manis, namun tetap asyik, bisa membaca buku ini. Saya bisa
menjamin Cinta Akhir Pekan bisa membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama.