Aku
masih mengingat dengan jelas segala hal yang kita bicarakan dalam percakapan
panjang pada malam itu. Kamu dengan suaramu yang selalu rendah, sesekali
diiringi gelak tawa yang renyah, dan letupan gairah untuk saling berbagi kisah.
Sementara aku, yang terkadang terlalu ceroboh dan tidak bisa mengontrol diri
untuk menanggapi pertanyaanmu dengan bahasa yang tepat.
Kenapa kamu begitu ingin
bertemu denganku?
Aku
sempat terdiam selama beberapa saat sebelum aku memutuskan untuk sebuah
jawaban. Ketika itu aku hanya menjawab, karena
aku ingin bercerita denganmu lebih banyak dari biasanya. Tapi kamu hanya
melepaskan tawa, tawa yang selalu membuatku merindu. Dan aku tidak mengerti apa
maksud dari tawamu itu. Tidak terpikir pula untuk menanyakan mengapa kamu menertawaiku?
Yang
kutahu saat itu, kita kembali melanjutkan percakapan. Fokus kepada satu topik
pembicaraan, lalu tertawa, sampai kita tidak tahu harus memperbincangkan apa.
Tapi entah kenapa, aku selalu menikmati saat-saat seperti itu. Tidak pernah
merasa nyaman berada dalam kulitku sendiri ketika aku bersamamu, meskipun hanya
lewat cara yang semu.
Kau
dan aku mungkin sama-sama mengetahui bahwa tidak ada satu orang pun di dunia
ini yang dapat memahami prinsip kerja waktu. Baik itu untuk urusan jodoh,
perjumpaan, ataupun perpisahan. Oleh karena itulah, aku merasa patut mengungkapkan
jawaban atas pertanyaanmu waktu itu.
Aku ingin bertemu denganmu
karena aku harus menemuimu. Aku ingin mempergunakan kesempatan itu selagi aku
masih bernyawa dan masih sanggup bernapas dalam suka maupun duka. Karena kita
tidak pernah tahu kapan seseorang akan pergi, sehingga tidak ada cara baginya
untuk kembali. Dan aku ingin memandangi matamu, menggenggam tanganmu, menikmati
tawamu, merengkuh hangatmu, tanpa memedulikan seperti apa dirimu yang
sebenarnya. Dan aku tidak peduli jika suatu hari nanti kita harus jatuh cinta
atau terluka. Aku hanya ingin – merasakan kehadiranmu lewat cara yang nyata.
Terdengar
sedikit sinting, bukan? Tapi beginilah jawaban yang bisa kusampaikan.
Aku
harap kamu dapat memahaminya...
Be First to Post Comment !
Posting Komentar