Write. Anywhere. Anytime.

Jumat, 11 Oktober 2013

Suara Hati




Aku masih mengingat dengan jelas segala hal yang kita bicarakan dalam percakapan panjang pada malam itu. Kamu dengan suaramu yang selalu rendah, sesekali diiringi gelak tawa yang renyah, dan letupan gairah untuk saling berbagi kisah. Sementara aku, yang terkadang terlalu ceroboh dan tidak bisa mengontrol diri untuk menanggapi pertanyaanmu dengan bahasa yang tepat.

Kamu bertanya padaku dalam kalimat yang sulit kupahami...

Kenapa kamu begitu ingin bertemu denganku?  

Aku sempat terdiam selama beberapa saat sebelum aku memutuskan untuk sebuah jawaban. Ketika itu aku hanya menjawab, karena aku ingin bercerita denganmu lebih banyak dari biasanya. Tapi kamu hanya melepaskan tawa, tawa yang selalu membuatku merindu. Dan aku tidak mengerti apa maksud dari tawamu itu. Tidak terpikir pula untuk menanyakan mengapa kamu menertawaiku?

Yang kutahu saat itu, kita kembali melanjutkan percakapan. Fokus kepada satu topik pembicaraan, lalu tertawa, sampai kita tidak tahu harus memperbincangkan apa. Tapi entah kenapa, aku selalu menikmati saat-saat seperti itu. Tidak pernah merasa nyaman berada dalam kulitku sendiri ketika aku bersamamu, meskipun hanya lewat cara yang semu.

Kau dan aku mungkin sama-sama mengetahui bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang dapat memahami prinsip kerja waktu. Baik itu untuk urusan jodoh, perjumpaan, ataupun perpisahan. Oleh karena itulah, aku merasa patut mengungkapkan jawaban atas pertanyaanmu waktu itu.

Aku ingin bertemu denganmu karena aku harus menemuimu. Aku ingin mempergunakan kesempatan itu selagi aku masih bernyawa dan masih sanggup bernapas dalam suka maupun duka. Karena kita tidak pernah tahu kapan seseorang akan pergi, sehingga tidak ada cara baginya untuk kembali. Dan aku ingin memandangi matamu, menggenggam tanganmu, menikmati tawamu, merengkuh hangatmu, tanpa memedulikan seperti apa dirimu yang sebenarnya. Dan aku tidak peduli jika suatu hari nanti kita harus jatuh cinta atau terluka. Aku hanya ingin – merasakan kehadiranmu lewat cara yang nyata. 

Terdengar sedikit sinting, bukan? Tapi beginilah jawaban yang bisa kusampaikan. 

Aku harap kamu dapat memahaminya...
Be First to Post Comment !
Posting Komentar