Dear, Layla...
Masih ingatkah kau tentang dongeng yang pernah kucerita?
Tentang seorang pangeran yang tak pernah berhenti memuja gadis pujaan hatinya meski segala cobaan terus mendera?
Atau, tentang seorang putri raja yang bersedia mengorbankan nyawanya demi satu yang ia cinta?
Layla, kita pernah bermimpi bahwa cinta kita abadi.
Tak ada rintangan yang melintang, atau aturan-aturan yang menantang.
Yang ada hanya kisah bahagia penuh canda tawa dan gembira.
Sesederhana itu.
Namun, Layla... Aku sangat berharap kalimatku ini dapat kaumengerti.
Semua ini tentang harapan yang tak kunjung henti, juga tentang rentetan penantian yang tak pernah letih.
Selalu begitu.
Dan, Layla... Andai saja engkau tahu...
Tak peduli sejauh apa pun dan di mana pun kamu berada, aku selalu menanamkan rindu, hanya padamu satu.
Termasuk kalimat-kalimat mesra yang mewakilkan kecupku kepadamu.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar